semua yang saya tulis disini, dibuat
berdasarkan pengalaman & pendapat pribadi saya, yang mungkin beda
kejadian/ selera dengan kalian
Home » Makam Raja Sidabutar ke-3, Batu Gajah, Batu Duduk (Tomok / Pulau Samosir); Cantik Namun Mengenaskan
Makam Raja Sidabutar ke-3, Batu Gajah, Batu Duduk (Tomok / Pulau Samosir); Cantik Namun Mengenaskandownload modul di sini
Ini adalah sebuah papan petunjuk
yang membawaku berjumpa dengan makam sarkofagus Batak pertama (ya,
sebenarnya aku datang ketempat ini duluan, daripada ke kompleks makam Raja Sidabutar yang satunya yang lokasinya lebih tinggi dari kompleks makam ini):
Saat itu, tidak ada gambaran sama
sekali, seperti apakah bentuk makam Raja Batak yang ini. Dan sesampainya
diarea makam, wow.. Speechless!
Yang pertama kali menarik perhatian, tentulah bangunan besar ditengah, yang ternyata adalah sarkofagus raja:
Sama seperti sarkofagus Raja Sidabutar
yang aku muat di blog sebelum ini, bentuk sarkofagus ini juga terbuat
dari batu. Bedanya, selain karena sarkofagusnya berwarna kemerahan
(karena dicat?), dikanan kirinya ada batu lain yang dipahat membentuk
wujud gajah:
Raja Sidabutar terkenal dengan taktik
kanibal dalam berperang. Hingga suatu saat ia bertemu dengan seorang
raja dari Aceh yang mengajarkan taktik perang tanpa membunuh. Caranya
ialah dengan mengangkat sarung dan menunjukkan kemaluannya kepada musuh.
Karena mempertontonkan kemaluan adalah hal yang tabu bagi orang Batak,
maka musuh akan berlari menjauh.
Sebagai ungkapan terima kasih, Raja
Sidabutar memberikan kuda kepada Raja Aceh ini. Raja Aceh memberikan
gajah kepada Raja Sidabutar. Makanya di samping peti batu Raja Sidabutar
ada dua patung gajah.
Di bagian depan peti juga dipahat gambar
raja Aceh ini. Ia digambarkan sedang berjongkok menunjukkan
kemaluannya. Sedangkan Raja Sidabutar digambarkan berambut panjang.
Konon orang Batak zaman dulu memang panjang rambutnya.
Di bagian belakang peti batu ada patung
perempuan yang sangat dicintai Raja Sidabutar tetapi tidak dapat
dikawininya. Perempuan ini menjadi gila diguna-guna oleh musuh Raja
Sidabutar.
Dan didekat sarkofagus, diletakkan
sebuah tongkat yang katanya, kudu kita pegang. Pada tongkat itu diukir
dua pasang buah dada perempuan. Konon, dahulu.. lelaki Batak kalau
melihat perempuan, yang dilihatnya adalah ukuran buah dadanya
*jrengggg*. Yang dicari adalah yang tomok, alias subur, alias gede!
Karena perempuan yang tomok, dipercaya akan melahirkan banyak anak.
Sedangkan ukiran cicak adalah lambang dari orang Batak sendiri. Orang
Batak diharapkan bisa hidup dimana2.
Namun sebenernya, bukan itu yang menarik perhatian, melainkan ini:
Patung-patung batu manusia setinggi dada
ini, berjajar disekitar Sarkofagus! Bahkan yang menarik, ada yang
membentuk setengah lingkaran seperti ini:
Nah, yang setengah lingkaran ini dulunya
dipakai untuk acara keagamaan yang bertujuan meminta hujan, dengan
menempatkan kerbau ditengah-tengah. Kemudian, kerbau akan ditombak 7x.
Jika darahnya mengalir banyak, konon Pulau Samosir akan diberkati hujan
yang berlimpah. Karena itu, disalah satu batu berwujud manusia setengah
dada, ada yang digambarkan membawa tombak:
Masalahnya, Bapak yang jagain tuh situs,
ngomongnya engga jelas. Sekilas aku juga dengar, ada lagi batu lain
yang ditaruh ditengah2 setengah lingkaran itu namun kini sudah dicuri,
hm..
Ada pula batu yang dibentuk meja dan kursi (unik kan, yaaaa!):
Lokasinya disebelah kiri sarkofagus (jika kita berhadap-hadapan).
Jika patung berbentuk kepala tersebut merupakan perwujudan
orang-orang yang telah dihukum oleh sang raja dengan memenggal
kepalanya. Maka konon, di meja – kursi batu itulah, Raja Sidabutar
melakukan rapat sehingga diperoleh keputusan untuk mengeksekusi.
Dibelakangnya, ada makam suster (yeah..
suster!) dengan ornamen salib dan dibangun modern dengan menggunakan
tegel keramik. Sepertinya adalah kerabat dari si Sidabutar ini yang
sudah memeluk Katolik.
Sayang, tempat ini kurang terawat.
Jarang2 banget aku nemu patung2 (atau layak disebut “arca”, ya?) seperti
itu. Kondisinya mengenaskan. Berlumut dan berjamur. Beberapa patah,
kemudian disambung dengan semen kasar gitu aja. Olala!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar