INFO TERKINI

Kamis, 01 Maret 2012

OBJEK WISATA INDAH BALI

Gallery Obyek Wisata
Pantai Sanur  
Pantai Sanur merupakan pantai yang bersejarah karena Pantai ini  merupakan pantai tempat mendaratnya pasukan kerajaan Belanda ketika Belanda menyerang wilayah Badung pada waktu zaman penjajahan
Dikalangan pariwisata, pantai Sanur pertama kali diperkenalkan oleh pelukis dari Belgia bernama A.J. Le Mayeur bersama istrinya Ni Polok yang menetap di Sanur sejak tahun 1937. Pada tahun 1963 geliat pariwisata Sanur semakin terasa dengan didirikannya Hotel Bali Beach (sekarang Inna The Grand Bali Beach yang merupakan hotel pertama kalinya dibangun di Bali. Sampai sekarang kawasan ini masih menjadi salah satu tujuan wisata utama di Kota Denpasar.
Dalam upaya meningkatkan daya tarik kawasan pariwisata Sanur, sejak tahun 2006,  dilaksanakan Sanur Village Festival. Sanur Village Festival adalah suatu event tahunan yang rutin diadakan di Sanur. Event ini diprakarsai oleh komunitas masyarakat Sanur, melalui Yayasan Pembangunan Sanur (YPS) dan dudukung oleh Pemerintah Kota Denpasar.
Monumen Perjuangan Rakyat Bali 
Lokasi monumen ini sangat strategis karena terletak di depan Kantor Gubernur Bali,  tepatnya di Lapangan Renon Nitimandala. Kecamatan Denpasar Timur. Monumen dengan luas bangunan 4.900 m2 dan luas tanah 138.830 m2 .ini didirikan untuk mengabadikan semangat perjuangan rakyat  Bali dari masa ke masa dan semangat patriotisme serta  memberi penghormatan kepada para pahlawan. Daya tarik Monumen ini  yaitu bangunannya yang megah dengan arsitektur khas Bali. Monumen dibangun dengan bentuk bajra (genta) yang menjulang tinggi. Secara horizontal, susunan bangunan berbentuk segi empat bujur sangkar simetris dan mengacu pada konsep Tri Mandala, dan secara vertikal, monumen ini juga terbagi menjadi tiga bagian yaitu mengacu pada konsep Tri Angga.
Pada lantai tengah monumen ini terdapat  33 buah unit diorama yang berdemensi 2 x 3 meter yang menggambarkan adegan proses masa ke masa kehidupan orang Bali hingga sejarah sejarah perjuangan rakyat Bali.







Museum Bali  
Museum Bali terletak di pusat Kota Denpasar, tepatnya di Jalan Mayor Wisnu, di sebelah timur lapangan Puputan Badung dan di sebelah selatan Pura Jagatnatha. Museum ini merupakan museum tertua di Bali dan merupakan pemicu kehadiran museum-museum lainnya. Berdasarkan atas koleksinya, Museum Bali merupakan museum etnografi yang memiliki dan memamerkan benda-benda budaya dari zaman prasejarah sampai kini yang mnecerminkan seluruh unsur kebudayaan Bali terdiri dari koleksi arkeologi, koleksi historika, koleksi seni rupa dan koleksi etnografika.
Museum Bali yang di bangun pada tahun 1910 menggunakan arsitektur tradisional dengan ornamen yang khas Bali. Struktur fisiknya mengikuti struktur fisik dengan konsep trimanandala yaitu nista mandala/jaba sisi ( bagian luar ), madya mandala /Jaba tengah ( bagian luar sebelum memasuki bagian inti), dan utama mandala/jeroan (bagian inti)
Terdapat tiga bangunan utama untuk memamerkan koleksi museum :
1.      Gedung Karangasem , dengan arsitektur khas Bali Timur untuk memamerkan koleksi Panca Yadnya.
2.      Gedung Denpasar, untuk memamerkan koleksi prasejarah, sejarah dan seni rupa.
3.      Gedung Buleleng , dengan dengan arsitektur gaya Bali Utara untuk memamerkan koleksi kain tradisional.
Hutan Mangrove  
Man­grove meru­pakan tum­buhan tro­pis yang komu­ni­tas tum­buh­nya didaerah pasang surut dan sep­a­n­jang garis pan­tai (seperti : tepi pan­tai, muara laguna (danau dip­ing­gir laut) dan tepi sun­gai) yang dipen­garuhi oleh kon­disi pasang surut air laut. Hutan man­grove selain memainkan per­anan pent­ing dan memi­liki beraneka fungsi secara umum seperti melin­dungi pan­tai dari gelom­bang yang tinggi, angin yang ken­cang dan erosi, juga memiliki peranan penting dalam pengembangan pariwisata khususnya ekowisata.
Ekowisata mangrove terletak di Jl. By Pass Ngurah Rai, Kecamatan Denpasar Selatan, dengan jarak tempuh kurang lebih 20 menit ke arah selatan dari pusat Kota Denpasar. Ekowisata ini banyak dikunjungi oleh wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Salah satu fasilitas utama di kawasan ini adalah jambatan kayu yang melintasi hutan mangrove dengan panjang ± 1.850 m. Jembatan ini dimanfaatkan bagi wisatawan untuk berkeliling menikmati lingkungan hutan mangrove. Beberapa aktifitas lainnya yang dapat dinikmati antara lain canoing/rafting di sepanjang kawasam, birdwatching dan aktifitas ekowisata lainnya.
Taman Budaya (Art Centre)  
Taman Budaya terletak di Jl. Nusa Indah kurang lebih 2 km ke arah timur dari pusat kota Denpasar.  Taman Budaya awalnya merupakan sebuah proyek Pengembangan Pusat Kesenian Bali di Denpasar yang dibentuk pada tahun 1969 bertujuan untuk melestarikan kekayaan seni budaya daerah Bali. Proyek ini merupakan gagasan dari almarhum Prof.Dr. Ida Bagus Mantra, yang kemudian memberikan mandat kepada seorang arsitektur terkemuka ,Ida Bagus Tugur,  untuk membangun kawasan ini .
Desa Kertalangu 
Desa Budaya Kertalangu terletak di Kesiman Kertalangu Denpasar, Desa Budaya Kertalangu adalah salah satu objek dan daya tarik wisata di Kota Denpasar yang memanfaatkan hamparan persawasahan sebagai daya tarik utama. Dengan tersedianya faslitas jogging track sepanjang 4 km, wisatawan dapat menikmati  alam dan aktifitas persawahan di tengah Kota. Wisatawan baik mancanegara maupun domestik tertarik mengunjungi kawasan ini karena disamping dapat menikmati alam persawahan, juga dapat menikmati beberapa aktifitas wisata antara lain : wisata kuliner, memancing, berkuda, spa, wisata belanja (shopping), wisata kerajinan dan wisata budaya. Pengambangan Desa Budaya Kertalangu juga merupakan upaya pengembangan kepariwisataan dan pelestarian pertanian di wilayah Desa Kesiman Kertalangu
Pura Maospait (Tonja) 
Pura Maospahit berlokasi di Banjar Tatasan Kelod Kelurahan Tonja Kecamatan Denpasar Utara. Dari Kota Denpasar Pura ini jaraknya kurang lebih 2 km ke arah timur laut. Dilihat dari karakteristiknya, Pura ini adalah Pura milik keluarga, tergolong sebagai Pura Kawitan. Salah satu daya tarik Pura ini adalah adanya peninggalan arkelogi di dalam Pura. Tinggalan arkeologi di Pura Maospahit Tonja terdiri dari :Meja Batu, Palung Batu, Candi (Prasada) dan Candi Kurung. Tinggalan di Pura ini dapat dikelompokan menjadi dua periodisasi yaitu periode prasejarah (tradisi megalitik) dan periode klasik (sekitar abad 4-15)
Pura Maospait (Grenceng) 
Lokasi pura Maospahit di Banjar Panji Gede Desa Pemecutan Kaja Denpasar Utara. Pura ini dapat dicapai dengan mudah, terletak 50 m di sebelah utara perempatan jalan Thamrin. Pura ini mneghadap ke Barat, terdiri atas 3 halaman yaitu halaman dalam (Jeroan), halaman Tengah (Jaba Tengah) dan halaman luar (Jabaan). Berdasarkan karakteristiknya, Pura ini adalah Pura keluarga dan merupakan pura Kawitan. Tinggalan arkeologi di Pura Maospahit Gerenceng berupa arca terakota (terbuat dari tanah liat) berjumlah empat buah, dan dua buah berupa arca dwarpala ditempatkan ditempatkan di depan pintu pada pelinggih Taksu Manik Galih, dan satu bauh lagi ditempatkan pada pelinggih Taksu Jawa. Peninggalan lain berupa miniatur candi terbuat dari batu bata yang ditempatkan di dalam gedong candi raras Maospahit. Hal lain yang menarik adalah bentuk candi kurung di Pura Maospahit yakni : ramping, terbuat dari batu bata dan hiasannya berupa kombinasi karang goak dan karang tapel. Berdasarkan ragam hias dan bentuknya kedua candi kurung di Maospahit menunjukkan persamaan dengan candi di Jawa Timur. Diperkirakan berasal dari abad 14-15
Pura Blanjong  Pura Blanjong berlokasi di Banjar Blanjong, Desa Sanur Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan. Pura ini terdiri dari dua halaman yaitu halaman dalam (jeroan) dan halaman luar (jabaan). Daya tarik Pura Blanjong salah satunya yaitu keberadaan peninggalan arkeologi yaitu prasasti Blanjong.  Prasasti Blanjong adalah sebuah prasasti yang memuat sejarah tertulis tertua tentang Pulau Bali. Prasasti ini terbuat dari batu padas, berbentuk tiang batu atau pilar dengan ukuran tinggi 1,77 m, garis tengah 0,62 meter. Pada bagian atas berntuk bunga teratai  (lotus). Prasasti ini memakai dua bahasa dan dua huruf sehingga disebut prasasti bilingual yaitu disisi barat laut terdapat enam baris tulisan dengan huruf Pranegari dan menggunakan bahasa Bali Kuno (Kawi) dan di sisi tenggara terdapat tiga belas baris tulisan dengan huruf Bali Kuno dan memakai bahasa Sansekerta. Prasasti ini ditemukan oleh Stutterheim sekitar tahun 1930. Pada prasasti ini disebutkan kata Walidwipa, yang merupakan sebutan untuk Pulau Bali. Prasasti ini bertarikh 913 M, dan dikeluarkan oleh seorang raja Bali yang bernama Sri Kesari Warmadewa
Puri Pemecutan 
Puri ini terletak kurang lebih 200 meter dari Taman Puputan Badung, tepatnya di jalan Thamrin dan juga sangat dekat dengan Pasar Badung/Kumbasari. Keunikan dari Puri Pemecutan ini terletak pada arsitekturnya yang bergaya traditional Bali,  dibangun pada abad ke 16. Hingga saat ini Puri Pemecutan masih menjadi tempat tinggal Sang Raja Ida Cokorda Pemecutan beserta keluarga dan kerabatnya. Selain itu yang menjadikan tempat ini menarik dengan adanya satu set gamelan tradisional dan pemerajan agung sebagai tempat persembahyangan keluarga.


Puri Kesiman 
Puri kesiman letaknya sangat dekat dengan Pura Petilan Pengerebongan, tepatnya di jalan WR. Supratman, Desa Kesiman Denpasar Timur. Seperti Puri – Puri lainnya di Bali, keistimewaannya ada pada bangunan yang bercirikan khas Bali sebagai tempat tinggal keluarga raja, demikian pula tempat persembahyangannya.
Pasar Badung 
Pasar Badung merupakan pasar tradisional terbesar di Kota Denpasar. Pasar ini terletak di Jl. Gajah Mada, ± 1 km ke arah barat dari Pusat Kota Denpasar (Patung Catur Muka). Pasar Badung menyediakan berbagai macam kebutuhan, baik itu kebutuhan pokok, makanan tradisional, barang-barang seni khas Bali dan sebagainya. Pasar Badung banyak dikunjungi oleh wisatawan, disamping mereka dapat menyaksikan proses jual beli dari pedagang kepada pembeli yang masih terkesan tradisional dimana terdapat transaksi tawar menawar, adanya tenaga suun (membawa barang dagangan) dan sebagainya, mereka juga dapat menikmati wisata kuliner tradsional dan membeli aneka barang kerajinan khas Bali. Pasar Badung memiliki waktu operasional setiap hari dimana buka dari pagi dini hari hingga larut malam. Bahkan dapat dibilang bahwa pasar ini tidak pernah sepi akan pengunjung karena waktu operasional hampir mencapai 24 jam sehari.
Pasar Kreneng 
Pasar Burung 
Pasar Burung Satria berlokasi di pusat kota Denpasar, tepatnya di jalan Veteran, ± 500 m ke arah utara dari Patung Catur Muka. Letaknya yang terdapat di pusat kota memudahkan pasar ini dijangkau oleh setiap orang. Keunikan dari pasar ini adalah menjual berbagai jenis burung, unggas, ikan, hias dan hewan piaraan lainnya


Patung Catur Muka 
Patung Catur Muka adalah penggambaran Dewa Brahma, Sang Pencipta. Patung ini berdiri di persimpangan jalan di depan kantor Walikota Denpasar. Disebut Catur Muka (Empat Wajah) karena memiliki empat wajah yang menghadap ke empat penjuru mata angin dan didirikan pada tahun 1973. Patung ini dibuat oleh pengerajin yang dipimpin oleh seniman lokal terkenal I Gusti Nyoman Lempad dari Desa Ubud. Patung granit besar setinggi 9 meter memiliki empat wajah yang masing-masing wajah menjaga arah Jalan Surapati, Udayana, Veteran, dan Gajah Mada.
Museum Sidik Jari 
Merupakan museum swasta yang didirikan pada tahun 1994 oleh pemiliknya I Gusti Ngurah Gede Pemecutan. Museum ini menyimpan dan mendokumentasikan karya-karya pribadi I Gusti Ngurah Gede Pemecutan sebagai pelukis Sidik Jari baru berupa karya lukis maupun karya seni. Ciri khas Lukisan Sidik Jari yaitu cara melukisnya dengan mempergunakan ujung jari yang diisi dengan beraneka ragam cat air sesuai dengan imajinasi dan hasilnya tertuang dalam bentuk suatu lukisan.
Bangunan sebagai kelengkapan museum ini terdapat ruang pameran termasuk perpustakaan, studio kerja, wantilan untuk mengadakan kegiatan kesenian, panggung terbuka mengadakan pementasan seni tari dan Iain-lain. Lokasi museum ini sangat strategis di Jl. Hayam Wuruk No. 175, Tanjung Bungkak Kecamatan Denpasar Timur dan terjangkau oleh kendaraan umum maupun kendaraan pribadi. Bagi para pengunjung yang ingin ke kawasan wisata Sanur, lokasi ini hanya ditempuh kurang lebih 15 menit dari Museum Sidik Jari. Kegiatan Museum Lukisan Sidik Jari dimulai tiap hari kerja kecuali hari libur jam 09.00 – 16.00 Wita.
Taman  Puputan Badung 
Taman Puputan ini adalah sebuah lapangan terbuka terdapat sebuah monumen yang menggambarkan tentang perang Puputan terletak di jalan Surapati, Denpasar. Monumen ini terdiri dari ayah, ibu dan dua orang dua anak kecil sambil membawa keris dan bambu yang bersiap untuk menyerang, melindungi dan bertempur sampai titik darah penghabisan.
Padang Galak 
Padang Galak merupakan kelanjutan dari daerah pantai Sanur ke utara. Berbeda dengan kawasan pantai Sanur, Padang Galak menawarkan gelombang besar dan pasir hitam mengkilap. Karena Memiliki gelombang yang cukup besar sehingga menjadi  tempat yang cocok untuk  kegiatan olahraga air. Bagi Umat Hindu di  Bali pantai ini digunakan untuk upacara keagamaan, Seperti upacara Melasti  (menyucikan barang- barang sacral di pura)
Pasar Kumbasari 
Pasar Kumbasari adalah sebuah pasar Tradisional yang terletak di Kota Denpasar, pasar ini dahulunya merupakan sebuah pusat perdagangan yang cukup terkenal, beraneka ragam barang diperdagangkan disini mulai dari kebutuhan sehari-hari sampai dengan barang -barang kerajinan. Saat ini Pasar Kumbasari masih bertahan dari serbuan Mall yang mulai menjamur di Kota Denpasar.
Museum Le Mayuer 
Satu lagi tercatat nama pelukis asing yang menghabiskan masa hidupnya di Bali, Le Mayeur, selain nama besar Antonio De Blanco. Nah, pelukis Le Mayeur ini adalah pelukis asal Belgia yang pada tahun 1932 pindah ke bali.Nama Lengkapnya yakni Adrien Jean Le Mayeur. Mungkin karena kecintaannya terhadap Bali, lalu Beliau mendirikan rumah di pinggir pantai sanur dengan style Bali juga.
Pantai Sindu 
Pantai  Sindu terletak di Area sanur,Denpasar . Di areal pantai ini ketenangan dan kenyamanan adalah prioritas utama. Bagi yang suka menikmati matahari terbit (sunrise) maka pantai sindu adalah tempat yang sangat tepat.
Puri Satria 
Puri Satria terletak di Jl. Veteran tepat di jantung kota Denpasar di dalamnya terdapat Pemerajan Agung Puri Satria yang digunakan sebagai tempat persembahyangan bagi keluarga puri dan masyarakat sekitarnya dimana juga sering dipentaskan hiburan berupa tari tradisional baik bagi masyarakat ataupun pada saat-saat tertentu juga diperuntukkan bagi wisatawan dibagian depan dari lokasi tersebut, dan didepan Puri Satria terdapat pasar Burung juga salah satu obyek wisata yang seiring dan ramai dikunjungi oleh para pemelihara dan penggemar burung. Puri Satria sendiri adalah bangunan dengan arsitektur yang khas. Bangunan tersebut berupa pendopo dan ruang pertemuan raja-raja se-Bali. Puri Satria sendiri berada dekat objek-objek lain seperti : Museum Bali, Pura Agung Jagatnatha sekitar kurang iebih 200 meter.
Pura Jagatnatha 
Pura Agung Jagatnatha sebagai tempat suci keagamaan terletak di jalan Mayor Wisnu di pusat Kota Denpasar, Letaknya yang sangat strategis berdekatan dengan obyek wisata City Tour lainnya dan cukup menarik minat wisatawan untuk mengunjungi terutama ciri khas bangunan Padmasana yang menjulang tinggi. Bagi umat Hindu banyak bersembahyang di pura ini terutama pada saat hari-hari besar keagamaan umat Hindu seperti : Hari Raya Saraswati, Siwaratri, Galungan, Kuningan, Purnama dan bulan mati serta hari-hari lainnya. Pura Agung Jagatnatha dapat dijangkau dengan kendaraan umum dari stasiun-stasiun angkutan kota selama kurang lebih 20 menit baik dari Terminal Kreneng dan Tegal.
Pura Petilan Pengerebongan 
Pura ini sangat terkenal dengan upacara Ngerebong yaitu suatu upacara keagamaan dengan berputar mengitari wantilan yang diikuti oleh berbagai Parade barong dan Rangda sambil Ngurek (menusukkan keris ke tubuh). Tabuh Rah yang dilaksanakan di wantilan berupa sabungan ayam. Upacara ini biasanya dilaksanakan 210 hari. Pura ini berada di Desa Adat Kesiman Petilan Kecamatan Denpasar Timur 5 km dari Kota Denpasar menuju arah timur. Untuk mencapai lokasi tersebut sangat mudah yaitu dengan menggunakan angkutan kota.
Pura Sakenan 
Pura Sakenan yang didirikan pada abad ke-11 oleh Danghyang Dwijendra (berdasarkan Lontar Usana Dewa) berlokasi di Pulau Serangan yang merupakan wilayah Kelurahan Serangan. Untuk mencapai lokasi Pura Sakenan dapat dilakukan dengan perahu (motor boat) sambil menyeberangi lautan melalui sela-sela hutan bakau kurang lebih 20 menit atau dapat mempergunakan kendaraan dan langsung parkir di areal pura tersebut. Daya tarik yang ada di Pura Serangan adalah  terdapat pura-pura utama seperti : Pura Sakenan, Pura Susunan Wadon, dan Pura Dalem Cemara. Pura Serangan banyak dikunjungi oleh Wisatawan dan umat Hindu terutama pada saat Hari Raya Kuningan dan sehari setelahnya (Manis Kuningan). Dari Pulau Serangan ini kita bisa melihat keindahan Selat Tanjung Benoa dan bayangan Pulau Nusa Penida yang merupakan wilayah Kabuapten Klungkung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

www.trimo-situmorang.blogspot.com

"TUNJUKAN KREASIMU" _ JANGAN PERNAH MENYERAH _
- - - - - - - -